May 6, 2009

terungkapnya kasus penembakan nasrudin

penembakan yang menewaskan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnaen mulai terungkap.

Setelah meringkus sembilan tersangka, polisi juga mengendus dugaan keterlibatan bos sebuah media serta pejabat negara dalam pembunuhan yang konon diduga dibumbui motif politik ini.

Dugaan keterlibatan bos sebuah media dalam kasus penembakan ini terungkap saat Direktur Pengkajian Strategi PT Pers Indonesia Merdeka (PIM) Bony Hargens tadi sore
mendatangi Polda Metro Jaya.
Dia membenarkan kalau Komisaris PT PIM Sigid Haryo Wibisono sedang menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya. Akan tetapi, ia mengaku tak tahu ikhwal kasus apa yang melilit rekannya itu.

"Ia, ditangkap. Saya tidak tahu beliau ditangkap dalam kasus apa," jelasnya.

Dia meminta agar klarifikasi mengenai dugaan keterlibatan Sigid ditanyakan pada kuasa hukumnya.

Sementara Kabareskrim Mabes Polri Komjen Susno Duadji yang dimintai tanggapan seputar kabar keterlibatan seorang bekas Kapolres dalam kasus ini, mengidentifikasi bahwa dalam kasus penembakan Nasrudin memang ada keterlibatan pejabat negara.

"Ya tapi tidak terlalu tinggi," ujarnya seraya menambahkan, titah Kapolri sebelumnya menegaskan, kalau penanganan perkara ini selesai semua akan diumumkan.

Yang jelas, ketika dimintai tanggapan soal penangkapan kesembilan tersangka yang diringkus tim gabungan Polda Metro dan tim dari Bareskrim itu terselip seorang tersangka Komut Koran Merdeka, Susno menolak merinci keterlibatan Sigid.

Jenderal bintang tiga itu memastikan sampai kemarin, kepolisian masih memburu dua pelaku lain yang diduga mendalangi pembunuhan tersebut.

"Kita masih mengejar dua pelaku lainnya," ucapnya.

Ketika ditanya ikhwal motif penembakan terhadap Nasrudin yang diduga bermuatan politik itu, Susno menjawab, sejauh ini kepolisian masih mendalami motif pembunuhan Nasrudin.

Rekan tersangka Sigid, Amir H Daulay yang menjabat sebagai Wapemred Koran Merdeka saat dikonfirmasi wartawan juga mengaku belum mengetahui soal penangkapan Komut PT PIM. Dia bilang, dirinya sudah lama tidak berkomunikasi dengan Sigid.

Sumber RM di Polda Metro Jaya menginformasikan, delapan tersangka lain yang diringkus sejak Senin (27/4) secara berturut-turut antara lain berinisial Her, Edi, Fran, Kor, Bud, Fet, Yet, Kar. Sumber juga membeberkan, para tersangka sebelumnya dikenal sebagai para pelobi.

"Mereka kerap berhubungan dengan kepolisian untuk mengurusi kasus tertentu," imbuhnya.

Disinyalir pula, bukan cuma institusi kepolisian saja yang acap didatangi mereka, kemungkinan oknum-oknum di institusi seperti kejaksaan dan kehakiman, bahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga sering dilobi untuk meloloskan perkara mereka atau klien mereka.

Buntut merebaknya informasi tentang kepiawaian para tersangka melobi oknum aparat penegak hukum ini, rumors alias kabar burung yang cukup menghebohkan juga meluas.

Dalam rumors yang berkembang itu konon disebutkan bahwa drama penembakan Nasrudin dipicu lobi istri korban Nasrudin yang punya 'hubungan' dengan seorang pejabat pemberantas korupsi di Tanah Air dalam menangani sebuah perkara.

Tapi Bony Hargens meluruskan, kedekatan korban dengan Ketua KPK dilatari kerjasama iklan di Harian Merdeka yang ditayangkan TV One. Seingat dia, iklan yang dimaksud adalah iklan bola.

"Dulu pernah bikin iklan bareng, iklan Harian Merdeka di TV One waktu acara bola," ungkapnya sambil mengernyitkan dahinya

0 comments:

 
Photography Templates | Slideshow Software