Pulau Enggano, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara terus mengalami penyempitan bahkan dalam beberapa tahun ke depan diperkirakan akan hilang.
"Pada 1960-an panjang pulau ini 45 km dan luasnya 18,5 km, tetapi saat ini panjangnya tinggal 40 km dan lebar 17 km," kata Koodinator Enam Kepala Suku di Enggano Rafli Zen Kaitora di Bengkulu.
Penyempitan daratan akibat gerusan ombak ini semakin parah dalam lima tahun terakhir. Diperkirakan daratan yang sudah ambles ke laut mencapai 40 meter,ujar Rafli.
Hal itu terbukti dari keberadaan benteng peninggalan Jepang di Kahyapu yang pada 1960-an masih berjarak 30 meter dari tepi pantai, tetapi saat ini sudah berada di dalam laut. "Benteng itu sekarang sudah di dalam laut, jadi diperkirakan terjadi penyempitan daratan sepanjang 40 meter," katanya.
Menurutnya, jika abrasi semakin tinggi, tidak menutup kemungkinan Pulau Enggano akan lenyap.
Kepala Suku Kaitora ini mengatakan untuk menahan laju penyempitan daratan akibat hantaman ombak, pihaknya pada 2008 sudah mengajukan pembangunan pemecah gelombang (break water) sepanjang 500 meter di antara Desa Malakoni dan Apoho yang tingkat abrasinya paling tinggi. Tetapi hingga saat ini usul tersebut belum direspons baik oleh Pemkab Bengkulu Utara maupun Pemprov Bengkulu.
Ketua Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Bengkulu Khaitami Sulani mengatakan pemerintah harus memberikan perhatian khusus pada pulau Enggano yang kondisinya semakin memprihatinkan.
Menurutnya jika tidak dilakukan pengamanan, masyarakat dan pulau tersebut terancam hilang. "Kami sudah menjalin kerja sama dengan masyarakat adat di Pulau Enggano untuk membantu mereka mempertahankan pulau tersebut, salah satunya dengan melakukan penanaman bakau di kawasan pesisir," katanya.
Masyarakat adat, menurut dia, harus diberikan kepercayaan penuh untuk menjaga kelestarian pulau tersebut sesuai dengan hukum adat yang masih dilestarikan masyarakat setempat.
Selain itu pemberdayaan ekonomi masyarakat juga harus ditingkatkan selain peningkatan kualitas infrastruktur dan kesehatan masyarakat.
Pulau Enggano saat ini dihuni lebih dari 780 kepala keluarga dengan jumlah penduduk lebih dari 2800 orang. Enam suku yang mendiami pulau ini adalah Suku Kaitora, Suku Kauno, Suku Kaahua, Kaaruba, dan Kaharubi. Sementara masyarakat pendatang, oleh enam suku yang mendiami pulau terluar Indonesia tersebut diberi nama Suku Kamay.
(kompas.com)
1 comments:
wew tar ga ada pulau enggano lagi dunk >.<
Post a Comment