ndonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan (muzakarah) ke-3 kalangan pakar dan praktisi ekonomi syariah serta ulama se-Asia Tenggara. Acara yang digelar International Shari'ah Reseach Academy in Islamic Finance (ISRA) akan diselenggarakan pada 25-26 Mei 2009 di Jakarta.
ISRA adalah lembaga yang berpusat di Malaysia dan berada di bawah naungan Bank Negara Malaysia. Lembaga itu memprakarsai pertemuan tahunan para pakar sistem ekonomi syariah dan ulama yang selama dua pertemuan terakhir dilakukan di Langkawi dan Kuala Lumpur-Malaysia.
Pada pertemuan ke-3, diakuinya, sengaja dilakukan di negara lain untuk membangun kebersamaan antara para pakar dan praktisi ekonomi syariah serta ulama di negara Asia Tenggara. Termasuk membangun kerja sama dengan Dewan Syariah Nasional (DSN) di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Philipina, dan Singapura. ISRA menggandeng DSN-MUI dan Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia dalam penyelenggaraan pertemuan di Indonesia itu.
"Kami melihat perkembangan keuangan Islam di Indonesia semakin besar," ujar Direktur Eksekutif International Shari’ah Reseach Academy in Islamic Finance (ISRA), Mohamad Akram Laldin, di Jakarta, Senin, mengemukakan alasan pertemuan tersebut diselenggarakan di Indonesia.
Ia mengatakan, berbeda pada dua pertemuan sebelumnya, muzakarah ke-3 ini agak unik karena mulai melibatkan kalangan praktisi yaitu bank-bank syariah untuk memberi pandangan dan pendapat walaupun sebagian besar pertemuan dihadiri para ulama. Pada pertemuan yang akan diselenggarakan di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, itu sekitar 150 peserta dari enam negara di kawasan ASEAN akan membahas mengenai pemahaman operasi, mekanisme perdagangan dan pertukaran mata uang (forex), serta konsep dan mekanisme swap dalam institusi keuangan Islam.
Malaysia sebagai negara yang paling berkembang sistem keuangan secara Islam dibandingkan negara lainnya akan berbagai pengetahuan mengenai perkembangan ekonomi syariah. Laldin memiliki angan-angan, ke depan sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara tersebut mampu menjadi satu kesatuan dalam pengembangan ekonomi syariah.
Pada pertemuan tersebut akan hadir antara lain Direktur Eksekutif ISRA Mohamad Akram Laldin, Pimpinan STEI Tazkia M Syafii Antonio, Ketua Jabaran Syariah Asia Finance Mohd Zamerey bin Abdul Razak, Ketua Komisi Fatwa MUI Anwar Ibrahim, perwakilan Bank Negara Malaysia Suhaimi Yusuf, Dr Zainuddin Jaafar dari Universitas Brunei Darussalam, dan Burhanuddin Lukman dari Universitas Islam Antarbangsa Malaysia.
Pertemuan tersebut rencananya akan dibuka oleh Deputi Gubernur Bank Negara Malaysia Dato' Muhammad Ibrahim dan mantan Gubernur Bank Indonesia, yang kini menjadi calon wapres pendamping Susilo Bambang Yudhoyono, Boediono.
Tags:
0 comments:
Post a Comment